Profil Desa Sitiharjo
Ketahui informasi secara rinci Desa Sitiharjo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Sitiharjo, Garung, Wonosobo. Mengupas potensi agraris sebagai lumbung tembakau dan sayuran dataran tinggi di lereng Sindoro, serta kehidupan sosial masyarakat yang religius, berbudaya, dan memegang teguh semangat gotong royong.
-
Sentra Pertanian Lereng Sindoro
Sitiharjo merupakan pusat produksi komoditas bernilai tinggi, yakni tembakau sebagai primadona musiman dan hortikultura sayuran sebagai penopang ekonomi harian.
-
Masyarakat Religius dan Pelestari Budaya
Kehidupan warga sangat diwarnai oleh nilai-nilai keislaman yang kuat, yang berjalan selaras dengan pelestarian aktif kesenian tradisional Jawa seperti Kuda Kepang.
-
Gerbang Alternatif Pendakian Sindoro
Desa ini memiliki potensi besar sebagai salah satu gerbang jalur pendakian alternatif Gunung Sindoro, membuka peluang pengembangan ekowisata dan wisata petualangan.
Bertengger kokoh di lereng Gunung Sindoro yang subur, Desa Sitiharjo di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, adalah sebuah mozaik kehidupan agraris yang tangguh dan penuh warna. Desa ini dikenal sebagai salah satu lumbung "emas hijau" tembakau berkualitas premium, sebuah komoditas yang menjadi penggerak utama roda perekonomian musiman. Namun denyut kehidupan Sitiharjo tidak hanya berasal dari ladang. Lahan-lahannya juga menghidupi warga melalui panen sayur-mayur yang melimpah. Di balik produktivitas alamnya, tersimpan kekayaan sosial-budaya yang mendalam, di mana nilai-nilai religius dan tradisi kesenian lokal hidup berdampingan, menciptakan sebuah komunitas yang seimbang antara kerja keras dan kearifan.
Geografi di Ketinggian dan Lanskap Demografi
Secara geografis, Desa Sitiharjo menikmati anugerah lokasi di ketinggian lereng Gunung Sindoro. Posisi ini memberikan kondisi agroklimat yang sangat ideal untuk pertanian komoditas dataran tinggi. Tanah vulkanik yang gembur dan kaya nutrisi, berpadu dengan suhu udara sejuk, menjadi faktor kunci bagi tumbuhnya tanaman tembakau dan hortikultura berkualitas. Luas wilayah Desa Sitiharjo tercatat sekitar 4,11 kilometer persegi (411 hektar).Secara administratif, wilayahnya berbatasan langsung dengan beberapa desa tetangga. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan kawasan hutan negara di puncak Sindoro. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tlogo dan Desa Menjer. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mlandi dan Desa Maron, serta di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kuripan. Berdasarkan data kependudukan terkini, Desa Sitiharjo dihuni oleh 4.215 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.025 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini tergolong sedang untuk wilayah pegunungan, memungkinkan adanya ruang yang cukup untuk lahan pertanian produktif yang menjadi andalan utama warga.
Struktur Pemerintahan dan Arah Pembangunan
Penyelenggaraan pemerintahan Desa Sitiharjo berada di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang didukung oleh jajaran perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Sistem pemerintahan berjalan secara partisipatif, di mana Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) menjadi agenda vital tahunan untuk menyerap aspirasi dan menentukan alokasi prioritas pembangunan, terutama yang bersumber dari Dana Desa.Visi pembangunan desa berfokus pada "Mewujudkan Masyarakat Sitiharjo yang Sejahtera, Mandiri dan Berakhlak Mulia Berbasis Pertanian dan Ekowisata". Visi ini dijabarkan ke dalam beberapa misi utama, antara lain: (1) Meningkatkan produktivitas dan nilai jual komoditas unggulan, khususnya tembakau dan sayuran, melalui praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices). (2) Mengembangkan potensi desa sebagai salah satu jalur pendakian Gunung Sindoro untuk membuka peluang ekonomi baru di sektor pariwisata. (3) Membangun dan memelihara infrastruktur dasar yang mendukung konektivitas dan aktivitas ekonomi warga. (4) Menguatkan nilai-nilai keagamaan dan melestarikan budaya lokal sebagai fondasi karakter masyarakat.
Perekonomian: Tembakau dan Hortikultura sebagai Tulang Punggung
Perekonomian Desa Sitiharjo bertumpu kuat pada sektor pertanian, dengan dua subsektor utama yang menjadi andalan.Primadona Musiman: Tembakau. Seperti desa-desa lain di lereng Sindoro-Sumbing, tembakau adalah komoditas utama yang paling dinantikan. Tembakau dari Sitiharjo memiliki reputasi kualitas yang tinggi, dengan aroma dan rasa yang khas, menjadikannya sangat diminati oleh para pedagang dan industri rokok. Musim tanam hingga panen tembakau menjadi periode paling sibuk dan paling vital bagi perputaran ekonomi desa, menyerap tenaga kerja secara massal dan memberikan keuntungan finansial yang signifikan bagi para petani.Penopang Harian: Hortikultura Sayuran. Di luar musim tembakau, lahan-lahan di Sitiharjo tidak pernah tidur. Para petani dengan giat menanaminya dengan berbagai jenis sayuran dataran tinggi seperti kubis, kentang, wortel, dan daun bawang. Budidaya sayuran ini menjadi sumber pendapatan harian dan mingguan yang menjaga stabilitas dapur dan ekonomi keluarga sepanjang tahun. Keuletan petani dalam mengelola lahan miring dengan sistem terasering menjadi kunci keberhasilan sektor ini.Selain itu, desa ini memiliki potensi sebagai salah satu jalur pendakian alternatif menuju puncak Gunung Sindoro. Walaupun belum sepopuler jalur lain, keberadaan jalur ini mulai menarik minat para pendaki dan membuka peluang usaha jasa bagi warga lokal, seperti pemandu (guide), porter, dan penyediaan basecamp.
Kehidupan Sosial yang Religius dan Berbudaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Sitiharjo sangat kental dengan nuansa keislaman. Nilai-nilai religius menjadi panduan dalam etika pergaulan dan aktivitas sehari-hari. Masjid dan mushala tersebar di setiap dusun dan berfungsi sebagai pusat ibadah, pendidikan Al-Qur`an (TPA/TPQ), serta pusat kegiatan sosial keagamaan seperti majelis taklim dan peringatan hari besar Islam.Di tengah kuatnya kehidupan religius, masyarakat Sitiharjo juga dikenal sebagai penjaga tradisi dan budaya. Kesenian tradisional Jawa seperti Kuda Kepang (atau Jaran Kepang) masih hidup dan dilestarikan oleh beberapa grup kesenian di desa. Kesenian ini sering kali dipentaskan dalam acara hajatan warga, perayaan desa, atau sebagai bagian dari ritual adat tertentu, menjadi hiburan rakyat sekaligus medium pewarisan budaya. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial juga masih sangat kuat, menjadi modal sosial tak ternilai dalam pembangunan desa.
Infrastruktur dan Sarana Penunjang
Pembangunan infrastruktur di Desa Sitiharjo terus berjalan untuk mendukung mobilitas dan meningkatkan kualitas hidup. Jalan poros desa yang menghubungkan ke pusat kecamatan dan desa-desa tetangga telah dalam kondisi beraspal dan cukup baik. Mengingat fungsinya sebagai desa pertanian, pemerintah desa memprioritaskan alokasi dana untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan usaha tani agar akses dari dan ke lahan pertanian menjadi lebih lancar.Seluruh wilayah desa telah terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, warga mengandalkan sumber mata air pegunungan yang melimpah, yang dialirkan ke rumah-rumah melalui sistem perpipaan yang dikelola secara komunal. Fasilitas pendidikan dasar (SD dan PAUD) serta layanan kesehatan dasar melalui Poskesdes dan Posyandu juga tersedia dan aktif melayani masyarakat.
Tantangan dan Prospek Pengembangan di Masa Depan
Sebagai desa yang bergantung pada pertanian, Sitiharjo menghadapi tantangan klasik seperti volatilitas harga komoditas (terutama tembakau), dampak perubahan iklim terhadap pola tanam, dan ancaman hama penyakit. Selain itu, pengembangan potensi wisata pendakian juga menghadapi tantangan dalam hal kesiapan sumber daya manusia, standar keamanan, dan pengelolaan lingkungan jalur pendakian agar tetap lestari.Namun, prospek masa depan Desa Sitiharjo sangat menjanjikan. Peluang besar ada pada diversifikasi ekonomi berbasis pariwisata. Dengan menata dan mempromosikan jalur pendakian Sindoro via Sitiharjo secara profesional, desa ini dapat menciptakan sumber pendapatan baru yang signifikan. Pengembangan homestay, usaha kuliner, dan penjualan suvenir dapat tumbuh seiring dengan meningkatnya kunjungan pendaki. Di sektor pertanian, peluang ada pada pengembangan pertanian organik dan peningkatan nilai tambah produk melalui pengolahan pascapanen. Dengan sinergi antara penguatan sektor pertanian dan pengembangan ekowisata yang bertanggung jawab, Desa Sitiharjo berpotensi besar untuk tumbuh menjadi desa yang sejahtera, mandiri, dan berkelanjutan.
